Cast : Lee Jieun, Xi Luhan, Kim Myungsoo etc.
Genre :
Drama, romance, life.
Length:
Chapter.
Part [1]
“Ayah ?” Luhan
sedikit terkejut, ada apa ayahnya datang tanpa pemberitahuan seperti ini. Tidak
biasanya.
“Ya, ayah
datang”
“Duduklah
ayah”
“Bagaimana
semuanya, apa berjalan lancar ?”
“Tentu ayah”
“Ku dengar
kau kemarin pulang kenapa tidak memberitahu ayah”
“Ah ku kira
ayah sedang sibuk dan lagi pula aku hanya sebentar dirumah”
“Kau ini,
masihkah tinggal dengan perempuan itu ?”
“Namanya Lee
Jieun ayah” Luhan membenarkan.
“Ya ya aku
tak perduli siapa namanya. Selama ia tidak mengganggumu mengurusi perusahaan,
ayah akan membiarkannya dekat denganmu”
“Aku serius
dengannya ayah”
“Jangan
berkata segampang itu, masih banyak wanita yang belum kau temui anak ku”
“Tapi-“
“Ne ne,
sudahlah kenapa jadi membahas hal seperti ini. Ayah ada pertemuan setelah ini,
kalau begitu ayah pergi”
“Ne,
hati-hati dijalan” Luhan membungkuk kecil sebelum ayahnya meninggalkan ruangan
kerjanya.
Bagaimana jika ayah tahu Jieun
bekerja diperusahaan saingannya ?
Aiissh membuatku pusing saja.
<<>>
“Baiklah
semuanya, perkenalkan dia anak dari Presdir Kim, mulai hari ini dia akan
bekerja diperusahaan ini, namanya Kim Myungsoo” ucap Jieun pada seluruh
bawahannya.
“Annyeonghaseyo”
koor para karyawan dan hanya mendapat anggukan kecil dari pria dingin itu.
“Sekarang
semuanya kembali bekerja”
“Ne”
“Dimana
ruanganku ?”
“Mari saya
antar”
Mereka berdua
sampai pada ruangan yang terlihat lumayan besar. Myungsoo menatap dengan bangga
name tag yang terlihat jelas tercantum namanya didepan meja. Akhirnya ia bisa
juga bekerja diperusahaan pusat milik ayahnya setelah dua tahun diutus untuk
mengurusi perusahaan cabang milik ayahnya yang lain.
“Heh kau”
“Ya ?”
“Apa kau
orang kepercayaan ayahku ?”
“Bukankah
sajangnim sudah tahu ?”
“Orang
sepertimu memang apa yang bisa kau lakukan ?”
Aiish, orang ini benar-benar tidak
bisa diajak baik-baik.
“Sajangnim
bisa menanyakannya sendiri pada presdir”
“Okelah itu
akan ku tanyakan sendiri, bisakah kau sekarang membuatku secangkir kopi ?”
“Saya akan
meminta office boy untuk membawakan kopi anda” Jieun berbalik, berniat keluar
ruangan namja yang menyebalkan itu. Membuat kopi ? apa namja itu tidak tahu kalau
Jieun seorang direktur didivisinya ?
“Aniyo, aku
ingin kau yang membawakannya” Jieun terpaku, sedetik kemudian ia mengangguk
pelan dan keluar ruangan.
“Aiishh
jinjja, dia benar-benar kurang ajar” gerutu Jieun.
Huuuh sabar Ji, sabar. Jieun mengelus dadanya berulang
kali dan akhirnya menuju pantry untuk membuat kopi.
__
“Oh direktur
Lee, kau sedang apa ?” Seorang OB menegur Jieun.
“Apa kau
tidak lihat apa yang sedang kulakukan ?” Tanya balik Jieun dengan nada tak
enak. Sepertinya rasa kesal karena Kim Sajangnim masih mempengaruhinya.
“Ahehe tentu
aku melihatnya, biar saya saja yang membuat kopinya” Jieun mundur dan
mengalihkan pekerjaan pada staf OB itu.
“Direktur
Lee”
“Apa ?”
“Sepertinya
anak presdir itu orang yang menyebalkan ya”
“Darimana kau
tahu ?”
“Tadi pagi
saat ia menaiki lift, ia menyuruh beberapa orang untuk keluar karena terlalu
penuh padahal dia yang terakhir memasuki lift”
“Jinjja ?” OB
bernama Min Si itu mengangguk membenarkan.
“Ck, sudah
kuduga dia memang menyebalkan” desis Jieun.
“Kopinya
sudah siap direktur Lee, mau kuantarkan kemana ?”
“Aniyo, biar
aku membawanya sendiri”
“Oh ne” Min
Si menyerahkan secangkir kopi itu pada Jieun.
“Gomawo dan
kembalilah bekerja”
“Ne” Min Si
membungkuk saat Jieun berlalu.
__
Tok tok tok
“Masuk” Jieun
memasuki ruangan Myungsoo dengan secangkir kopi ditangannya.
“Ini kopinya
sajangnim” Jieun meletakan kopi itu didepan Myungsoo yang masih berekspresi
datar. Namja itu menggerakan tangannya, meraih kopinya dan menyesapnya sedikit.
Terlihat sedikit raut wajah yang berubah. Jieun mempunyai firasat yang tidak
enak dengan perubahan wajah namja itu.
“Yaakk ! Kopi
apa ini !? Buat lagi dan jangan terlalu manis !” Jieun tersentak, seumur-umur
ia belum pernah mendapat teriakan seperti ini kecuali saat ia dimarahi ayahnya
dulu. Reflek mendongak dan menatap Myungsoo dengan tatapan bulat.
Sial, Kau ! Berani-beraninya
membentak ku seperti itu ! Jieun mengepalkan tangannya.
“Saya masih
mempunyai banyak pekerjaan selain membuat kopi untuk anda sajangnim, jika kopi
buatan saya tidak cocok dengan kemauan anda, anda bisa memintanya sendiri
kepada staff OB. Kalau begitu saya permisi” Jieun membungkuk kecil dan berjalan
keluar ruangan tanpa mengindahkan makian dari Myungsoo.
“Yaaakk Kau !
aku belum selesai bicara !”
Damn !
__
Jieun
memasuki ruangannya dengan amarah memuncak, ia bahkan mengabaikan sapaan para
bawahannya. Duduk diruang kerjanya dengan umpatan-umpatann kecil tertuju pada
Myungsoo. Ia benar-benar tidak menyangka ada yang berani memperlakukannya
seperti itu. Sialan. Bahkan pendingin ruangan tidak bisa mendinginkan hatinya
saat ini. Ingin sekali Jieun melempar namja bernama Kim Myungsoo itu dari
lantai paling tinggi digedung ini.
Tok tok tok
“Masuk !”
ucap Jieun nada tinggi. Siapa lagi sekarang ? ia sedang benar-benar marah dan
tidak ingin bertemu dengan siapapun.
“Direktur
Lee, ini laporan yang anda minta” ucap bawahannya bernama Kim Joon Myeon. Jieun
melirik sekilas namja yang tertunduk itu kemudian menerima laporan yang ia bawa
dan memeriksanya. Membuka lembaran demi lembaran. Matanya terfokus pada
tulisan-tulisan disana.
Ough ! aku benar-benar bisa mati
..
“Sudah
kubilang berulang kali pakailah bahasa yang mudah dimengerti” ucap Jieun
dingin.
BRAAAKK
Jieun
melemparkan laporan itu.
“Buat ulang” ucap
Jieun datar.
“Ta tapi ini
sudah ketiga kalinya dir-“
“Ku bilang
buat ulang !”
“N ne” Joon
Myeon kembali mengambil laporan yang salah itu dan permisi keluar ruangan.
Jieun geram dan mengusap wajahnya sendiri. Ia sangat objektif, bukan karena ia
sedang emosi ia memarahi bawahannya tapi memang laporan Joon Myeon masih belum
memadai. Oke, tak munafik ditambah ia sedang emosi dan Joon Myeon datang pada
saat yang tidak tepat.
<<>>
Drrt Drrt
Jieun yang
tengah menyetir mobil, meraih ponsel yang ia letakan didashbord mobil.
Memasangkan headset dan menekan tombol terima.
“Yeoboseyo”
ucapnya dengan masih terfokus menyetir.
“Noonaaaa ..”
“Yaakk, kau,
untuk apa menelponku ?”
“Jemput aku
noona”
“Jemput ?
memang kau ada dimana ?”
“Aku
distasiun Gyeok Jang”
“MWO !?”
Sebenarnya ada apa dengan hari ini ? terlalu banyak kejutan bagi Jieun. Untuk
apa adiknya sekarang kemari ?
“Kau untuk
apa kesini ?”
“Aku sedang
libur sekolah dan kesini untuk mengunjungi noona”
“Bagaimana
dengan eomma, kau meninggalkannya sendirian dirumah ?”
“Aheheh ne
begitulah, lagi pula ia bisa sakit jika kesini menaiki kereta. Ia mengijinkanku
karena sedang libur sekolah noona”
“Min Ki kau
ini .. ya sudah, tunggu noona disana”
“Ne, jangan
lama-lama”
“Ne ne” Jieun
mengakhiri obrolan itu dan melepas kedua headset yang terpasang ditelinganya.
Memutar kemudinya mengarah ke stasiun Gyeok Jang.
__
“Aiish dimana
anak itu ?” Jieun berjalan mencari-cari keberadaan adik lelakinya. Kerumunan
orang lalu-lalang membuatnya sulit untuk melihat apalagi dengan tubuh
mungilnya.
“Noona aku
disini !” Jieun menoleh dan mendapati adiknya tengah berjalan kearahnya.
“Noona
bogosh-“
TUK
“Asshh noona
sakit, kenapa malah memukulku ?” Min Ki memberengut kesal, mengusap-usap
kepalanya yang mendapat pukulan kecil dari sang kakak.
“Kau, kenapa
meninggalkan eomma sendirian dirumah ?”
“Oh ayolah
noona, aku sedang berlibur dan menghabiskan libur sekolah dirumah itu
membosankan mending aku kesini dan mengawasimu, siapa tahu kau berkencan dengan
namja brengsek atau semacamnya”
“Yaakk !
kenapa malah menceramahiku”
“Hehe, sudah
ah .. dimana mobilmu, ayo kita pergi” Namja berstatus adik Jieun itu berlalu
mendahului Jieun yang masih mencibirnya pelan. Namja berambut blonde bernama
Lee Min Ki. Banyak yang mengira ia adalah kakak lelaki Jieun karena postur
tubuh mereka yang tidak seperti kakak adik. Kalian tahu lah Jieun itu mungil,
mini, dan kecil. Sedangkan Lee Min Ki, besar tinggi seperti Sehun exo.
__
Didalam mobil
..
“Bagaimana
keadaan eomma, apa ia sehat ?”
“Ia sehat
noona, kau tidak perlu khawatir”
“Tapi
meninggalkannya sendirian dirumah membuatku khawatir. Harusnya kau mengajaknya
kesini”
“Sudah
kubilang kan ia bisa sakit jika harus menaiki kereta dengan perjalanan yang
begitu lama”
“Babo, kalian
bisa menaiki pesawat”
“Tidak ada
ongkos”
TUK
“Assh kenapa
noona suka sekali memukulku ! aiishh” Min Ki mengusap-usap kepalanya yang
selalu saja menjadi sasaran Jieun. Kenapa kakaknya suka sekali memukulnya sih
!?
“Kau bisa
menelpon ku dulu dan noona bisa membelikan tiket pesawat untuk kalian berdua”
“Ah benar
juga yah”
Jieun memutar
kedua bola matanya jengah. Adiknya memang tampan tapi otaknya jauh berbeda
dengannya yang encer.
“Kau, bagaimana
dengan nilai-nilai mu disekolah ?”
“Baik”
“Yaakk jawab
yang benar, baik bagaimana maksudmu”
“Cukup
baiklah, standar”
“Mwo !?
standar ? maksudmu pas-pasan begitu ?”
“Ahehe” Min
Kin hanya bisa nyengir kuda.
“Aiishh
benar-benar, kau harus mempunyai nilai yang bagus jika ingin melanjutkan kuliah
disini”
“Ne ne” jawab
Min ki malas. Selalu saja, kakaknya menceramahinya. Ia tidak bisa sepintar
Jieun yang pernah lompat kelas karena kepintarannya. Otak Min ki sangat biasa
dan bisa berasap jika memaksakan belajar.
Mereka mulai
sampai diarea apartement Jieun, tentu bukan apartement yang ia tinggali dengan
Luhan. ini apartement yang berbeda dan yang ini adalah milik Jieun sendiri.
“Ah senangnya
kesini lagi” ucap Min Ki.
Bagaimana ini, aku bahkan belum
membersihkan karena jarang mengunjungi apartement ku.
__
“Ugh, kenapa
seperti apartement yang tidak ditinggali seperti ini” gerutu Min Ki saat
memasuki apartement kakaknya.
“I itu karena
noona jarang bersih-bersih”
“Issh noona
jorok”
“Karena kau
disini, bersihkan semuanya dan buatkan noona makanan oke”
“Ck, kau
pikir aku pembantu”
“Aiish jangan
membantah atau kukirim kau pulang”
“Ne ne ,
senang sekali mengancamku”
Min Ki
beralih dan memasuki kamar yang satunya dan membongkar semua barang bawaannya.
Sedangkan Jieun menghampiri Sofa dan merebahkan diri meski dengan sesekali
bersin karena debu yang cukup banyak.
__
Setelah sesi
bersih-bersih yang dilakukan Min Ki, ia mencoba membangunkan kakaknya yang
terlihat begitu nyanyak tidur diatas sofa. Sebenarnya ia tidak tega tapi harus
bagaimana lagi, ia lapar dan begitu membuka lemari pendingin tak ada apa-apa
disana. Hanya air mineral yang lumayan banyak. Tapi mana kenyang hanya meminum
air dan lagi, ia tidak bisa memasak jika tidak ada bahan masakan sama sekali.
“Noona” lirih
Min Kin dengan tusukan jari-jarinya dibahu Jieun.
“Eungh ..”
Jieun menggeliat pelan namun kembali tertidur.
“Noona Noona
Noona Noona Noona Noona Noon- ”
“Yaaak
berisik Lee Min ki !” Min Ki tersenyum lebar, cara itu memang selalu berhasil.
Dulu, saat Jieun susah dibangunkan, Min Ki selalu memanggilnya tanda jeda
seperti barusan dan tentu saja cara itu berhasil membangunkan kakaknya.
“Mwo mwo mwo
? Kenapa kau membangunkan ku !?” gusar Jieun.
“Tidak ada bahan
makanan, mau masak bagaimana jika sayuran saja tidak ada ?”
“Ah iya aku
lupa” Jieun menggaruk kepalanya dan menguap kecil.
“Baiklah
kalau begitu ayo kita berbelanja”
“Ayo !”
“Kenapa
begitu bersemangat ?”
“Ini waktunya
cuci mata memandangi wanita-wanita Seoul di Mall noona”
“Dasar kau
ini, ya sudah cepat bersiap-siap”
Min Ki
memasuki kamarnya begitu pula Jieun, ia harus berganti pakaian, tidak mungkin
ia berbelanja dengan pakaian kantor yang formal. Hoodie dan jeans mungkin lebih
terlihat santai.
Setengah jam
kemudian mereka sudah siap dengan penampilan masing-masing.
“Daebak, jika
berpakaian seperti ini noona seperti masih anak SMA”
“Itu pujian
atau hinaan -_-“
“Mungkin
keduanya hehe”
<<>>
Troli itu
mulai terisi, Min Ki seenaknya saja mengambil apapun yang ia rasa perlu sedang
Jieun hanya mengikutinya. Lagi pula adiknya yang akan memasak jadi Jieun hanya
perlu membayar bahan masakan dan memakannya setelah matang. See ? uang itu
segalanya.
Jieun
mengetikan sesuatu pada ponselnya, mengirim pesan untuk Luhan bahwa ia tidak
bisa pulang ke apartement mereka untuk sementara waktu dikarenakan kunjungan
adiknya.
“Noona
bolehkan aku mengambil ini ?” Tanpa menoleh, Jieun mengangguk pelan. Apapun terserah.
Bruuuk
Tanpa sengaja
Jieun menabrak seseorang, ia mendongak dan betapa malasnya bertemu dengan
seseorang paling menyebalkan disaat seperti ini.
“Kau” ucap
namja yang tertabrak Jieun yang tak lain adalah Kim Myungsoo. Namja dingin sok
keren yang tadi pagi membentaknya hanya karena sebuah kopi.
“Annyeong
sajangnim” terpaksa Jieun membungkuk kecil.
“Kau terlihat
berbeda berpakaian seperti ini” Jieun hanya tersenyum yang terkesan dipaksakan.
Tanpa berniat memperpanjang percakapan singkat itu.
“Noona !” Min
Kin menghampiri Jieun dengan troli penuh bahan masakan dan segala rupa pilihan
namja blonde itu.
“Yaaak
sebanyak ini !?” Jieun dibuatnya terperangah. Sebenarnya adiknya perempuan atau
laki-laki, belanja sebanyak ini dengan wajah tanpa beban. Jieun sangat
terkesan. Min Ki kira Jieun mesin penghasil uang yang bisa membeli apapun
dengan mudah apa ?
“Ouh, sebuah
scandal baru, kau mengencani anak dibawah umur ?” Myungsoo kembali bersuara.
Memandang Jieun remeh dan merendahkan.
“Dia ad-“
“Tak usah membela
diri, tenang saja tak usah sungkan denganku” sergah Myungsoo sebelum Jieun
merampungkan ucapannya.
Terserah !
“Kalau begitu
saya permisi sajangnim” Jieun berbalik dan menarik Min Ki menjauh dari
Myungsoo, bisa naik darah jika ia tetap meladeni orang menyebalkan itu.
“Noona dia
siapa ?” bisik Min Ki.
“Atasanku”
“Sepertinya
bukan orang yang menyenangkan”
“Dia orang
pertama yang paling kubenci”
“Jangan
terlalu membenci karena suatu saat kau bisa menyukainya noona”
“Ck, jangan
bercanda denganku” jawab Jieun malas.
To be
continue
Waahh,, seneng deh part 2 nya udah di post, bagus ceritanya, mungkin krn baru pengenalan tokoh aja kali ya jd belum ada konflik, tapi buat semuanya udah bagus kok, authornim fighting!!! ������
ReplyDeleteIya belum ada konflik mungkin di part selanjutnya. Makasih udh komen :) fighting !!
Deletewahhh udah ada part 2 ya heheheh
ReplyDeleteseneng banget kalo udah dilanjut
ditunggu part 3nya ya thor hehe
Iya :)
DeleteMakasih udh nyempetin komen say