Cast : Lee Jieun [IU], Xi Luhan, Kim Myungsoo, Lim Hana (oc) etc.
Genre :
Drama, sad, life.
Length:
Chapter.
“Aku baik,
bagaimana denganmu dan ibu ?”
“Kami baik
noona. Aku rindu Luhan Hyung” ucap Jinki disebrang telepon, ucapan adiknya
barusan membuat Jieun terdiam. Jinki memang belum tahu jika Jieun dan Luhan
sudah berpisah lagi pula untuk apa juga Jieun memberitahukan hal itu pada
adiknya.
“Be benarkah
?”
“Iya, apa
sekarang kau sedang bersamanya ? bisakah aku mengobrol sebentar ?”
“Tidak, tidak
ada dia disini”
“Sayang
sekali .. mainlah kesini saat akhir pekan bersamanya noona”
“Noona masih
trauma akibat kecelakaan waktu itu”
“Maka dari
itu berhati-hatilah, itu artinya karena noona trauma noona tidak akan pulang
menjenguk kami ?”
“Tidak begitu
juga, tentu noona akan pulang tapi tidak dalam waktu dekat. Eomma masak apa
dirumah ?”
“Tempura”
“Wuaah, noona
ingin tempura buatan eomma T.T”
“Maka dari
itu pulanglah wahai anak durhaka”
“Yaaakk ! kau
yang durhaka, dasar adik durhaka”
“Sudah dulu
ya noona, aku mau makan tempura yang gurih, renyah, sedap aaahh pokoknnya enak”
“Curaaang
!”
“Hahaha, bye”
Jieun
mengulas senyum seraya mematikan ponselnya. Menghembuskan nafas pelan. Menelpon
adiknya sedikit mengurangi beban dihati Jieun.
Akhir-akhir
ini harinya makin sepi tanpa Luhan disisinya. Hal itupun membuatnya tidak mood
untuk mengerjakan laporan-laporan yang mulai menumpuk. Sekarang Jieun sadar
jika Luhan nomor satu dibandingkan pekerjaan yang amat Jieun sukai. Luhan
adalah penyemangat dan pendukung yang membuat Jieun bisa mengerjakan apapun
termasuk pekerjaannya.
Jieun kembali
meraih ponselnya, membuka kontak dan masih tersimpan dengan aman nomor ponsel
Luhan disana. Tidak ada niat untuk menghapus ataupun membuangnya. Jieun
menimang-nimang, apakah ia harus menghubungi Luhan atau tidak, tapi alasan apa
yang harus Jieun ucapkan saat namja itu menerima telpon darinya ? ah kenapa
Jieun jadi bimbang seperti ini, ia selalu mengambil keputusan dengan tepat dan
cepat tapi kenapa hanya untuk urusan seperti ini membuatnya bingung.
“Aisshh ..”
Jieun melempar ponselnya ke sofa.
__
Hana tengah
memilih dan memilah deretan gaun cantik disebuah butik terkenal. Ia hanya
memandangi nanar deretan gaun itu.
“Wae ? apa
kau tidak setuju dengan pertunangan yang diusulkan Xi Ahjussi ?” tanya Ny.Xi
yang juga tengah memilih gaun disamping Hana. Hana menoleh dan tersenyum kecil.
“Bukankah
ahjumma yang harusnya tidak setuju ?”
“Benar,
ahjumma sempat kaget mendengar hal ini dari
ayah Luhan langsung. Tapi apa yang bisa ahjumma lakukan”
“Apa ahjumma
begitu menginginkan Jieun menjadi menantu ahjumma ?” Ny Xi melirik sekilas.
Memandang mata Hana, seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
“Ah aniyo ..
bukan berarti kau tidak cocok dengan Luhan, Hana-ya. Hanya saja ahjumma lebih
setuju dengan pilihan Luhan sendiri”
“Aku ingin
jujur ahjumma”
“Jujur akan
hal apa ?”
“Aku
mencintai Luhan sebagai lelaki bukan sebagai teman” Ny Xi mengernyit, memandang
Hana yang hanya memandang kosong gaun dihadapannya.
“Ha Hana-ya”
“Benar
ahjumma, sejak dulu aku sudah menyukai Luhan tapi sepertinya aku terlambat
karena Luhan sudah menyerahkan seluruh hatinya untuk Jieun bahkan ahjumma juga
mendukungnya”
“Hana-ya,
maafkan ahjumma, ahjumma tidak tahu akan hal itu”
“Gwenchana”
“Tapi kenapa
kau diam saja dengan perjodohan ini ? kau tahu Luhan masih menyukai Jieun” Hana
menghembuskan nafas pasrah.
“Ahjumma akan
tahu jika ahjumma menyukai seseorang, meskipun hanya pahit yang didapatkan,
ahjumma tidak akan bisa menyerah memperjuangkannya” Ny Xi hanya bisa terdiam,
sebesar itukah Hana menyukai anaknya ? Seperti apa rasa sakit Hana selama ini
yang berhasil ia sembunyikan. Ny Xi cukup iba pada Hana. Tapi bukankah cinta
tidak bisa dipaksakan ? Biarlah waktu yang akan menjawabnya.
<<>>
“Ayah serius
dengan hal ini ?”
“Jangan
keruanganku jika hanya akan menentang pertunanganmu dengan Hana” ucap tuan Xi
dingin.
“Ayah” Luhan
dengan segala belas kasih membujuk ayahnya agar membatalkan pertunangan itu.
“Ayah dan
Tn.Lim berteman sejak lama, kami memutuskan untuk kembali menjodohkan kalian
saat dewasa”
“Ayah,
tindakanmu hanya akan menyakiti Hana” Tuan Xi mendongak, menatap dengan tatapan
tak mengerti dari ucapan Luhan.
“Apa maksudmu
?”
“Dia hanya akan
terluka karena dia tahu aku masih menyukai Jieun ayah”
“Berani-beraninya
kau menyebut wanita itu lagi ! Apa kau bodoh Luhan, dia sudah mencampakanmu”
“Tidak ayah,
dia tidak akan melakukan itu semua jika ayah tidak menentang hubungan kami !”
“Kau !” Luhan
pergi dengan debam pintu yang begitu keras tertutup.
__
“Yeoboseyo”
“Bisakah kita
bertemu ?”
“Siapa ini ?”
“Lim Hana”
“Ha Hana ?”
“Aku
menunggumu jam 1 siang di Caffe Teapot”
Tuutt
Jieun
mengernyitkan dahi saat mendapat panggilan telepon yang aneh dan tidak dikenal.
“Siapa Hana
?” gumamnya.
Cklek, Pintu
tiba-tiba terbuka menampakan Myungsoo yang berjalan menuju Jieun.
“Wae ?”
“Aku mendapat
telepon”
“Dari siapa
?”
“Dia bilang
Lim Hana”
Lim Hana ? nama itu serasa tidak
asing, apa dia ... Lim Hana !? diakah wanita diberita yang kubaca itu ? wanita
yang akan dijodohkan dengan Luhan ? untuk apa dia menelpon Jieun ?
Aiisshh ..
sepertinya Jieun belum tahu tentang kabar pertunangan mereka.
“Wae ? ada
apa sajangnim, apa kau mengenalnya ?”
“E eoh ? .. a
aniyo. Apa yang dikatakan wanita itu ?”
“Dia bilang
dia ingin bertemu denganku”
“Kau akan
menemuinya ?”
“Menurutmu
haruskah aku menemuinya ?”
“Jadi
sekarang kau memerlukan nasehat dariku ?”
“Aniyo,
mungkin aku akan menemuinya. Aku penasaran” Myungsoo hanya terdiam.
Haruskah aku memberitahu Jieun
siapa Lim Hana itu ? cepat atau lambat pasti ia akan tahu berita perjodohan
mantan kekasihnya itu, aiishh memusingkan.
“Sajangnim
waeyo ? kau banyak sekali melamun hari ini”
“A ah aniyo,
aku hanya ingin mendiskusikan hal ini denganmu”
“Apa itu ?”
Myungsoo mendekat ke samping Jieun, membuka berkas yang dibawanya.
Menatap
Jieun dalam diam sementara Jieun memeriksa dokumen itu seraya membaca tiap
halaman.
Jika Luhan bertunangan, apakah
kisahku dengan Jieun akan dimulai ? aku penasaran dengan apa yang akan terjadi
selanjutnya. Jieun jelas tahu siapa Lim Hana, mereka pernah bertemu direstoran
saat itu, ya benar, wanita yang bersama Luhan kala itu adalah Lim Hana.
“Manager Lee”
“Hmm ?”
“Datanglah
padaku saat kau sedih, arraso ?”
“Hmm ?” Jieun
mendongak, menatap Myungsoo dengan kening penuh kerutan.
Apa maksud pria ini ?
Dia suka sekali berubah aneh
disaat yang tidak tepat
“Kurasa tidak
ada yang harus diperbaiki dari berkas ini, sajangnim” ucap Jieun setelah
memeriksa dokumen yang Myungsoo bawa.
“Benarkah ?”
Jieun mengangguk mantap.
“Kalau begitu
terima kasih sudah memeriksanya”
“Sama-sama
sajangnim” Myungsoo keluar ruangan Jieun dengan senyum kecil terpaksa yang
justru membuat Jieun sedikit menatap curiga.
Perasaanku benar-benar tidak enak
Aaah Wae, sampai kapan aku begini
terus
<<>>
“Jieun-ssi”
Seorang yeoja tampak menarik kursi kosong dihadapan Jieun. Mendudukinya dengan
gaya anggun sekaligus dingin. Jieun sejenak dibuatnya terkejut, Jieun sadar
siapa wanita itu. Benar, wanita itu adalah wanita yang bersama Luhan direstoran
saat itu.
Jadi namanya adalah Lim Hana ? Dan
untuk apa ia ingin bertemu denganku ?
“Annyeong,
kau pasti kaget, kau pasti mengenaliku sekarang” ucap Hana dengan senyum kecil.
“Ekhemm”
Jieun berdehem sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
“Eoh .. Dan
untuk apa kau ingin bertemu denganku ?” Jieun tidak bisa berpura-pura senang
atau apapun itu. Entahlah, bertemu dengan wanita yang pernah dilihatnya bersama
Luhan serasa membuatnya gerah, padahal jelas-jelas mereka sudah tidak ada
hubungan apa-apa lagi dan Jieun sama sekali tidak berhak untuk merasa cemburu
atau marah.
“Kami akan
bertunangan”
DEG
“M mwo ..” Raut
muka Jieun seketika berubah, ada rasa terkejut dan sakit dihatinya. Bertunangan
? apakah Luhan sudah benar-benar melupakannya sejauh itu hingga kini ia berniat
bertunangan dengan wanita dihadapannya ?
“Kuharap kau
bisa benar-benar menghilang dari hidup Luhan dan hatinya”
“...”
“Kami adalah
teman sejak kecil, kau harus tahu jika Luhan sudah terlalu banyak terluka
karena mu Jieun-ssi, inilah saatnya kau merelekan dia untuk bahagia. Kau tidak
akan bisa berbuat apa-apa, keluargaku dan keluarga Luhan begitu dekat dan
pernikahan adalah satu-satunya cara agar kami menjadi satu keluarga” Hana terus
saja menjelaskan agar membuat Jieun benar-benar jauh dari pria yang dicintainya
selama ini. Sementara Jieun hanya memandang kosong gelas kopinya yang masih
terisi penuh dalam diam.
“Jangan
khawatir” sela Jieun, membuat Hana menghentikan ucapannya dan memandang Jieun.
“Aku akan
benar-benar menghilang dari hidup Luhan tapi aku tidak bisa memastikan jika aku
bisa benar-benar menghilang dari hatinya” ucap Jieun dan ia pun beranjak dari
kursinya, meninggalkan Hana yang masih terduduk dan menatap kepergian Jieun.
Hana menghela
nafas, dalam diam ia mengangkat cangkir kopinya dan menyeruputnya pelan. Meletakannya
kembali dan mengambil ponselnya, menatap lama foto seseorang yang menjadi
wallpaper nya. Foto pria yang amat ia sukai dan cintai.
“Mianhae”
___
Jieun
menangis, menangis tanpa suara didepan sebuah layar lebar, bukan karena film
yang tengah diputar dihadapannya tapi menangis karena baru saja mendengar
penuturan gadis yang akan mendampingi Luhan seumur hidup. Tak banyak pengunjung
yang datang ke bioskop disiang bolong seperti ini. Hanya Jieun dan beberapa
orang yang mungkin tidak memiliki kegiatan lain. Ia datang kesana karena sedang
sedih, ia sengaja memilih film sedih hingga ia bisa menangis sepuasnya tanpa
malu. Itulah Jieun, gadis yang terlihat tangguh namun ia juga wanita yang
memiliki hati selembut wanita lainnya, yang mudah terluka, yang pasti menangis
karena sebuah masalah.
Layar
ponselnya meredup dan menyala, tertera disana nama Myungsoo. Jieun sengaja membuat
ponsel itu tidak bersuara. Jieun hanya memandangnya tanpa niat untuk
mengangkatnya, ia masih saja menangis seraya memandang layar lebar yang
sebenarnya bukan alasan kenapa ia menangis.
___
“Aiishh,
kenapa dia tidak mengangkatnya !” Myungsoo tidak bisa tenang, Jieun tidak
nampak lagi ke kantor setelah beberapa jam menemui yeoja bernama Hana itu.
Sebenarnya apa yang terjadi, apa yang mereka bicarakan, apakah wanita itu
menyakiti Jieunnya atau tidak ? Myungsoo benar-benar ingin tahu.
Beberapa kali
ia menghubungi Jieun namun tidak ada satupun panggilannya di angkat oleh Jieun.
Apakah wanita itu tidak membawa ponselnya ? Ah itu tidak mungkin, seorang Jieun
selalu membawa ponselnya meski ia sedang buang air besar.
Myungsoo
mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan jari secara bergantian, ia tidak bisa
tenang, ia tidak bisa diam dan akhirnya ia beranjak juga dari kursinya. Menyambar
kunci mobil, berniat mencari Jieun meski ia tidak tahu harus kemana agar bisa
menemukan gadis itu. Setidaknya ia tidak akan segelisah jika ia hanya berdiam
diri dan berfikir macam-macam.
___
Myungsoo
tengah memegangi kepalanya, sekitar satu jam ia berkeliling tak tentu arah
namun tidak melihat batang hidung Jieun sama sekali. Ia memarkirkan mobilnya di
sebuah taman, taman kecil disudut kota yang tidak terawat, rumputnya meninggi,
daun pohon berserakan dan berbagai coretan dibangku tamannya.
“Kemana
sebenarnya gadis itu” gumamnya. Myungsoo menghela nafas dan mengalihkan
pandangannya. Mengernyit karena melihat sesuatu namun beberapa detik kemudian
ia menajamkan matanya, menyadari bahwa gadis yang tengah dicarinya sedang duduk
memunggunginya disana, Myungsoo pun langsung menuruni mobilnya.
Ada perasaan
lega saat ia melihat Jieun lagi, ia berjalan ke arah Jieun dengan santai. Duduk
disampingnya yang membuat Jieun menoleh dan hanya memandang Myungsoo dengan
kosong. Myungsoo membalas tatapan Jieun dan hanya dengan tatapan, Myungsoo tahu
alasan Jieun menghilang beberapa jam lalu. Mata gadis itu sembab, wajahnya
lusuh dan terlihat sedih luar biasa. Pasti terjadi sesuatu saat Jieun bertemu
dengan yeoja bernama Lim Hana.
“Ada apa Ji,
ceritakan padaku ?” tanya Myungsoo. Jieun hanya diam masih memandangi Myungsoo
tepat dimatanya.
“Kau sudah
tahu siapa Lim Hana itu kan ?”
“M mian ..”
“KAU SUDAH
TAHU ! KENAPA KAU DIAM SAJA, MYUNGSOO-SSI !” teriak Jieun dengan aliran air
mata yang kembali keluar.
“Ap apa yang
dikatakan yeoja itu padamu Ji ?”
“Dia akan
bertunangan ... DIA AKAN BERTUNANGAN DENGAN LUHAN MYUNGSOO-SSI”
Myungsoo
mendekap Jieun kedalam pelukannya, kenapa begitu sakit melihat Jieun seperti
itu. apakah Jieun benar-benar mencintai Luhan sampai sebegitu besarnya ? Lalu
kenapa memilih melepaskan Luhan jika akhirnya akan tahu akan seperti ini
ujungnya.
“Mianhae,
meskipun aku memberitahumu bahwa Lim Hana adalah yeoja yang bersama dengan
Luhan saat itu, kau pasti akan tetap menemuinya bukan ?”
Jieun hanya
mampu menangis, menangis sejadi-jadinya dalam bahu namja yang kini mengusap-usap punggungnya
lembut.
<<>>
“Jangan minum
lagi” Luhan hanya memandang datar yeoja yang sudah lama ia kenal. Sama sekali
tidak memperdulikan ucapan yeoja itu dan kembali meminum bir langsung dari
botolnya.
“LUHAN !”
“Aku tidak
ingin bertunangan denganmu, Hana-ya” Hana meraih lengan kiri Luhan,
menggenggamnya dengan penuh cinta dan harapan.
“Kumohon berikan
satu kali saja kesempatan untuk ku, Lulu”
“Jieun, aku
menginginkan Jieun kembali”
“MENGERTILAH
LUHAN”
“HARUSNYA KAU
YANG MENGERTI ! Hana-ya” Perlahan genggaman tangan Hana melemah dan melepaskan
genggamannya.
“Mian,
mianhae” tambah Luhan.
“...”
“Aku
benar-benar bisa gila, tolong Hana, tolong jangan memperburuk situasi ini.
Maafkan aku, maaf karena aku tidak bisa memberikan mu kesempatan. Aku sudah
memulai semuanya dengan gadis itu dan aku juga ingin berakhir bersamanya. Maaf, apapun yang kau lakukan itu tidak akan berpengaruh sama sekali pada hatiku”
"..."
"Mianhanda"
"..."
To be
continued~
Hana!!!!!!!!!!!!! Ih benci banget sama dia!!!#$!%...... sama jahatnya kayak bapanya luhan! Dasar gapunya perasaan. Katanya sahabat tapi malah nyiksa!!! >.< please kasian luhan sama jieun :(
ReplyDeleteSbar, jangan esmosi dulu hehe .. Part selanjutnya akan ada kejutan :D
DeleteMyungU jebbal ;;)
ReplyDeleteMyungU beda ff mungkin, ini fix LuhanU :)
Deletesiap menunggu kejutan dari author ckckck 😉
ReplyDeleteOk ;p
DeleteFf lain?yg mna eon??
ReplyDeleteBlm ada :p mksudnya mungkin klo bikin lg diusahain MyungU
Delete