Beauty Sick [1/2]


Drama | PG 19+ | Twoshoot | Lee Jieun | Luhan etc



Hai aku Jieun, umur 23 tahun dan baru satu tahun bekerja disebuah perusahaan penerbitan. Aku tinggal bersama seorang namja bernama Luhan, eung lebih tepatnya kami ini roomate. Kami berbagi semuanya, sama sekali tak ada batasan. Pasti kalian bertanya-tanya, bagaimana bisa kami berbagi semuanya? Itu karena Luhan agak bengkok. Benar, dia itu menyukai sesama jenis. Meskipun begitu ia berpenampilan layaknya lelaki normal. Jika kau jadi aku yang tinggal dengan namja berparas tampan sekaligus cantik seperti Luhan, kau pasti akan jatuh hati. Meskipun kau tahu dia tak menyukaimu. Well, jika ditanya apa aku menyukainya? Ya aku menyukainya tapi hanya sekedar pemuas rasa haus seorang wanita singel sepertiku yang sudah 2 tahun menjomblo, Haha jangan tanya apa saja yang sudah kulakukan pada namja gay itu. entah ini anugerah atau petaka, aku justru melakukan semuanya dengan bebas pada namja itu dan namja itu bahkan tak pernah menolakku  meski dia tak benar-benar merespon apa yang kulakukan. inilah relationship aneh yang terjalin diantara kami.

Di Minggu pagi yang sedikit terik, gadis berambut awut-awutan itu terbangun. Ia menguap seraya menggaruk perutnya. Sementara Tepat disebelahnya, terdapat namja tampan yang tidur bak seorang putri nan anggun dan teratur. Jieun tersenyum dan tak segan mendekat kemudian mencium bibir Luhan lalu menjilatnya. Tangan nakal gadis itu merambat memasuki kolor panjang Luhan dan-

Seketika mata lelaki itu terbuka seraya menampakan raut kesalnya.

“Aaahh jinjja, ini masih pagi tau !” kesal Luhan seraya menarik tangan Jieun yang masuk kedalam celananya.

“Hey tuan pemalas, kata siapa ini pagi? Sudah jam 9 tau”

“Benarkah? Ya ampun, pantas saja sudah terik begini. Oia ngomong-ngomong kau pulang jam berapa tadi malam?”

“Eung, sekitar jam dua. Kau sendiri, pulang jam berapa?” tanya Jieun balik.

“Aku tak ingat, aku terlalu mabuk, banyak sekali pemandangan indah di club tadi malam haha” kalimat itu membuat Jieun mendekatkan wajahnya lagi pada namja itu.

“Jinjja?” tanyanya dengan mata penuh minat lalu memandangi bibir Luhan.

“Oh” jawab Luhan dan chup, Jieun mengecup bibir yang maju itu dengan cepat.

“Sekali-kali ajak aku ke club khusus gay dong~” rajuk Jieun dengan puppy eyes nya. Melihat rajukan yang menjijikan itu, Luhan mendorong dahi Jieun agar menjauh menggunakan jari telunjuknya.

“Kau itu normal ngga sih? Jangan-jangan kau juga menyimpangnya ya sampai ingin berkumpul dengan para gay?”

“Ahehe aku hanya penasaran, barangkali aku bertemu partner baru sepertimu” ucapnya seraya menggerak-gerakan alisnya naik turun.

“Aigoo aku benar-benar tak habis pikir denganmu -_- Jieun kau itu cukup lumayan, carilah pacar yang normal dan jalani hubungan yang sehat, kenapa malah mencari partner gay untuk memenuhi rasa penasaranmu”

“Kau tahu? Setidaknya aku tak akal hamil jika berhubungan dengan kalian karena aku yakin kau tak akan pernah menyerangku hehe”

“Ah terserah -_-” Luhan beranjak.

“Aku mau mandi saja” lanjutnya.

“Ikuuutt” ucap Jieun manja dan mengekori namja yang mulai berlari itu.

___

Begitu banyak makanan instan diatas meja kaca itu, ada minuman bersoda, pizza, jajangmyeon, berbagai snack dan bahkan soju. Hey, ini masih siang namun menu camilan jieun benar-benar jauh dari kata sehat. Beberapa menit lalu Luhan sudah pergi dan tinggalah dia sendiri diapartement. Jieun yang tak mempunyai rencana memutuskan untuk tetap diam dan tak kemana-mana. Semua makanan instan dari dalam kulkas ia keluarkan untuk menemani kegiatannya menonton TV. Ah, ini benar-benar surga. Dengan piyama kusut dan rambut berantakan, gadis itu terlihat nyaman memandangi layar segi empat dihadapannya. Harusnya ia bisa ikut mandi bersama Luhan namun sialnya namja itu mengunci pintu sebelum Jieun sempat masuk. Inilah alasan kenapa ia belum juga membersihkan diri alias mandi.

Jieun beralih memandang pintu apartement yang berbunyi bip bip bip pertanda ada seseorang yang membuka sandi. Tampaklah Luhan dengan wajah kusutnya. Namja itu berjalan dan menghempaskan diri disamping Jieun.

“Eh, kok kembali lagi? Ada yang ketinggalan?” tanya Jieun.

“Aniya”

“Terus kenapa?”

“Sehun sedang ada janji jadi dia tidak bisa menemuiku”

“Ah begitu, ya sudah jangan sedih, makan saja ini” Jieun menyuapkan potongan pizza bekas gigitannya kehadapan Luhan. dan Hap, namja itu membuka mulutnya lalu menggigit pizza itu besar-besar.

Ah, ngomong-ngomong soal Sehun, dia adalah kekasih Luhan. jangan tanyakan bagaimana fisik sempurnanya. Sangat sangat membuat Jieun tergiur. Dua namja gay yang benar-benar membuat mata Jieun melotot dan mulut berliur adalah Luhan dan Sehun. Otak mesum Jieun bahkan sering membayangkan bagaimana jika mereka bertiga melakukan treesome. Membayangkannya saja mampu membuat Jieun berfikir apa dia normal atau psikopat. Kadang Luhan bahkan memergokinya nyengir-nyengir sendiri saat sedang berfantasy. jika saja kedua namja itu bisa menjadi menu sebelum ia tidur pasti akan sangat menyenangkan.

“Ah, aku mau cola~”rajuk Jieun membuat wajah Luhan datar.

Ah dia mulai lagi, sepertinya tak ada rasa lelah didalam kamusnya

Luhan mencondongkan tubuhnya dan mengambil botol besar berisi cola dan memberikannya pada Jieun. Gadis itu menerimanya lalu menenggaknya dan menahannya didalam mulut lalu ia mendekat ke arah Luhan yang mengekpresikan pandangan bertanya-tanya. Jieun makin dekat, dekat dan menahan bahu Luhan.

“Apa lagi sekarang?” tanya Luhan.

“Eum.. eum” jari terlunjuk Jieun menunjuk ke arah mulutnya yang penuh dengan cola membuatnya tak bisa bicara.

“Apa maksudn-” cola itu meluber saat Jieun mendekat ke wajah Luhan dan menciumnya, melumat bibir namja itu yang bercampur dengan rasa cola yang ia muntahkan dari mulutnya. Luhan hanya bisa menutup mata, dengan sesekali menggeliat kecil. Jieun terus berlanjut sampai semua cola dibibir Luhan kering, gadis itu bahkan mengecupi cola yang meluncur ke leher luhan. Ah betapa erotisnya, dua insan gila itu. Ini belum selesai begitu saja, dengan cekatan tangan gadis mungil itu menelusup memasuki kaos yang Luhan kenakan. Kaos putih itu sedikit terciprat cola yang membuat bercak hitam. Tanpa Jieun sadari tangan Luhan bergerak mengambang namun kemudian mengepal, seolah namja itu tengah menahan diri. Tangan gadis itu bermain disekitar perut dan dada Luhan, desahan namja itu tak terelakan lagi, entah kenapa Jieun tersenyum miring dan berpindah kesisi wajah Luhan, mendekatkan mulutnya ditelinga namja itu dan-

“Aaaahh” mendesah pelan hingga membuat Jieun sendiri merinding.

“Oke selesai” lanjut Jieun lalu bangkit dan beranjak ke kamar mandi. Sementara Luhan hanya bisa terdiam seraya mengacak rambutnya frustasi.

Aiishh jinjja.. Aku tak tahan lagi !

<<>> 

Sehun hanya bisa menghembuskan nafas memandang Luhan yang lagi-lagi menceritakan Jieun.

“Jika bukan karena kakaknya, aku tak akan pernah mau melakukan hal ini”

“Haha, mendengarnya saja, aku tak mungkin bisa mengontrol diri dengan gadis seperti Jieun” ucap Sehun lalu menyeruput kopinya. Semua ini hanya pura-pura ya semuanya hanya sandiwara. Luhan dan Sehun bukanlah gay bukan pula pasangan gay, No ! Jika bukan karena ia kalah taruhan dengan Lee Jongyun-kakak lelaki Jieun, Luhan tak mungkin melakukan semua ini.

“Bilang saja pada Jonghyun kau menyerah” tambah Sehun.

“Dan membayar 10 juta untuk hal itu? No way”

“Haha.. kau benar-benar kasihan sekali. Lihat kan, kakak beradik itu memang tak ada yang normal sampai kau dibuatnya seperti ini” Luhan hanya bisa mencibir temannya yang malah tertawa diatas penderitaannya.

“Ini sudah dua tahun berlalu kan?” tanya Sehun.

“Iya dan sampai sekarang Jieun benar-benar belum berhubungan lagi dengan lelaki normal tapi tetap saja nafsunya tidak bisa ditahan. Aku sudah mencoba menasehatinya dan memperkenalkannya pada beberapa namja tapi sepertinya dia masih saja takut karena traumanya”

“Benarkah? Apa dia tidak akan bereaksi melihat namja normal yang tampan?”

“Semuanya hanya sebatas perkenalan, hang out dan hanya itu. Ku rasa Jieun benar-benar punya niatan untuk tidak memiliki hubungan lagi setelah kegagalan pernikahannya.”

“Itu artinya namja yang meninggalkannya benar-benar membuatnya hancur”

“Eung, kurasa juga begitu. Aku juga penasaran pada namja yang meninggalkannya sebelum prosesi pernikahannya itu. Jika saja dia ada disini, aku pasti akan menghajarnya habis-habisan. Semua ini terjdi karena namja itu, gadis manis seperti Jieun jadi seperti ini”

Sehun memicing, “Jangan bilang kau mulai menyukai Jieun”

“Haha sebenarnya aku sudah menyukainya sejak lama, kau bayangkan saja aku selalu diserangnya, mana mungkin lelaki normal tak goyah. Ya ampun tak ada yang bisa menolak pesonanya, dia itu bagai melati tapi berduri”

“Ah rasanya aku ingin menggantikan posisimu” ucap Sehun seraya memandang keluar jendela.

“Andwae ! awas saja jika kau berani membayangkan Jieun dalam fantasy mu”

“Ahaha.. ”

“Ah, aku punya ide agar semua ini berakhir” tambah Sehun

“Ide apa?”

“Yang pasti ide ku akan menguntungkanmu dan juga Jieun. Ceritakan saja yang sebenarnya dan juga soal perasaanmu. Dari yang kulihat Jieun sudah terlalu nyaman denganmu jadi menurutnya tidak masalah jika dia tak bertemu lelaki normal karena sudah ada kau disampingnya tapi jika kau pergi dan mengatakan semuanya mungkin dia akan sadar dan mennyadari kau itu berarti”

“Bagaimana jika dia sudah tahu semuanya dan malah membenciku?”

“Itu artinya kau harus membayar 10 juta pada Jonghyun Haha”

“Sial” umpat Luhan.

“Ah, bagaimana jika perlahan kau mulai membalas perlakuannya.”

“Membalas bagaimana?”

“Jika dia menciumu kau balas tapi jangan terlalu terlihat, buat dia jatuh cinta padamu tanpa dia sadari maka saat kau bilang yang sebenarnya nanti, kemungkinan dia bisa memaafkanmu karena perasaannya”

“Apa hal itu tak akan membuatnya curiga?”

“Kau bisa beralasan apa saja kan, berfikirlah gunakan otak pintarmu itu”

“.....”

Tapi boleh juga dicoba, ini lebih baik dari pada mengatakan semuanya pada Jieun. itu terlalu beresiko.

 <<>>

Begitu Memasuki apartemen, Luhan mencium bau ramyun. Ia pun berjalan ke arah dapur dan melihat Jieun yang tengah memakai apron seraya berdiri didepan kompor.

“Eum, wanginya enak” ucap Luhan lalu memeluk Jieun dari belakang membuat Jieun mengernyit kaget. Tentu saja gadis itu terkejut karena tak biasanya Luhan bersikap seperti itu.

“Wae?” tanya Luhan polos seolah ia tak menyadari reaksi Jieun.

“Harusnya aku yang bertanya, tak biasanya kau bersikap seperti ini”

“Ahaha.. wae~ apa salahnya mengakrabkan diri dengan teman roomate sendiri” Jieun menggeleng sesaat namun ia tak mau memikirkannya lebih jauh. Ia kembali fokus pada ramyun yang dimasaknya.

“Oia kau tidak mengajak Sehun ke sini?”

“Untuk apa, lagi pula dia takut padamu karena kau selalu memandanginya seperti binatang buas haha.. ”

“Omo, sepertinya dia sudah tahu isi pikiranku hingga tak berani datang lagi kesini haha”

“Haha... bagaimana pekerjaanmu hari ini?”

“Yah seperti biasa, kau sendiri?”

“Banyak sekali pasien aneh, sayangnya ada satu yang begitu sulit kusembuhkan”

“Dia pasti gila akut ya”

“Begitulah, tapi yang lebih aneh aku justru tertarik pada pasien yang satu ini”

“Woah, dia pasti tampan”

-_-

“Eung, dia sangat tampan dan menggoda”

“Ugh terdengar menggiurkan, Ah ramyunnya matang, ayo kita makan”

“Eoh” Jieun membawa panci berisi ramyun itu ke meja makan, sementara Luhan hanya terdiam memandangnya.

Pasien itu kau Lee Jieun, ini bukan tentang 10 juta yang harus ku bayar jika aku gagal tapi yang terpenting kau bisa sembuh dari trauma mu itu. Ah aku hampir putus asa menghadapinya.

____

Perut sudah terisi dan malam mulai beranjak namun Jieun dan Luhan belum ada yang memejamkan mata. Jieun dengan ponselnya dan Luhan dengan bukunya. Sesekali Luhan melirik Jieun, pada akhirnya ia meletakan bukunya dan mendekat ke arah Jieun.

“Ji”

“Emm”

“Kau ingin mencoba sesuatu yang baru?”

“Apa?”

“Aku bisa mempraktekan apa saja yang kulakukan dengan Sehun denganmu” ucap Luhan dan berhasil, Seketika Jieun menoleh ke arah Luhan yang tersenyum.

“Jinjja?” Luhan mengangguk mantap.

“Tapi kenapa tiba-tiba?”

“Eung, itu karena aku ... aku kasian padamu ! kau selalu saja bermain satu pihak dan tak pernah mendapat balasan. Gadis jomblo yang malang, berterimakasihlah padaku karena aku begitu perhatian padamu”

“Haha.. kenapa aku ingin sekali memukul mu yah?”

“Haha.. bagaimana tawaranku?”

“Deal” Luhan bersyukur Jieun langsung menyetujuinya tanpa curiga. Tanpa interupsi lebih dahulu, Jieun merangkak naik dan menduduki perut Luhan namun ia belum terbiasa saat Luhan menyambutnya dengan rangkulan dipinggangnya.

“Wae?” tanya Luhan.

“Ra rasanya tidak seperti biasanya” Luhan tersenyum dalam hati saat melihat Jieun gugup.

“Makanya kau harus membiasakan diri”

“Begitukah?”

“Tentu saja, siap ya”

Bulu kuduk Jieun meremang dan badannya membeku saat Luhan mengecupi daerah leher hingga terus berangsur turun ke dada. Selama beberapa menit, Jieun hanya bisa terdiam tanpa bisa membalas perlakukan Luhan yang membuatnya terkejut dan mengingatkannya akan sesuatu yang telah terkubur. keringat panas dingin mulai keluar membasahi dahi Jieun namun Luhan tak menyadari hal itu dan tetap menyentuh Jieun.

“S stop” lirih Jieun membuat Luhan mendongak menatap gadis dengan wajah pucat itu. Gadis itu bergetar seolah baru saja tersambar petir.

“A aku .. aku jadi mengingat namja itu” ucapnya dengan pandangan ketakutan. Luhan yang merasa perlu menenangkan Jieun, menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya.

“Ji, lelaki bukan hanya dia seorang, Lihat aku, yang melakukan semuanya barusan itu aku bukan dia” ucap Luhan membuat Jieun memandang manik namja itu. tanpa ia duga, Jieun justru memeluknya.

“Ku mohon jangan pernah pergi, aku takut”

“Aku tidak akan pergi kemanapun”

Aku pasti menyembuhkanmu..

“Ya sudah kita tidur saja” tanpa menjawab, Jieun mulai berbaring namun tetap berada dipelukan Luhan.

Reaksinya benar-benar diluar dugaan, harusnya aku melakukan ini sejak dulu

Keesokan paginya, Jieun masih terlihat diam seraya meminum teh.

“Tidak bekerja?” tanya Luhan yang tengah mengeratkan dasinya.

“Tidak enak badan” lirih Jieun. Luhan mendekat dan menempelkan tangannya didahi Jieun, lagi-lagi mampu membuat Jieun mengernyit kaget namun kali ini ia mencoba untuk tak terlalu bereaksi berlebihan.

“Tidak panas kok, apa ini soal tadi malam? Aku tak akan melakukannya lagi jika kau tidak suka”

“Bukannya aku tidak suka, aku hanya benci mengingatnya hanya karena sentuhanmu”

“Lihat aku baik-baik, tegaskan pada pikiranmu jika aku berbeda, bukan namja yang sama yang menyentuhmu lagi”

“Akan ku coba, tapi tolong untuk beberapa hari ini jangan pernah menyentuhku bahkan hanya menempelkan tanganmu seperti barusan”

“Arraseo, kalau begitu aku berangkat dulu”

“Eoh” 

Jieun melihat sesaat sebelum Luhan benar-benar keluar dan menutup pintu.

Apa namja itu benar-benar gay?

______

"Bagaimana perkembangan Jieun?" tanya Jonghyun saat mengunjungi ruangan praktek Luhan di rumah sakit. 

"Belum ada kemajuan, tapi aku sudah memikirkan cara lain" jawab Luhan 

"Awas saja jika kau gagal, 10 juta harus masuk ke rekeningku haha"

"Yaakk ! kau ini benar-benar teman mata duitan. Jika aku bisa sudah dari awal aku memilih membayar 10 juta dari pada menyembuhkan trauma adikmu yang parah ini"

"Separah itukah?" tak bisa dipungkiri, Jonghyun pun terlihat khawatir pada adik perempuannya itu. Luhan mengangguk tanpa ragu.

"Selain ditinggalkan dihari pernikahan, adakah hal lain yang terjadi pada Jieun?"

"Jieun keguguran setelah pernikahannya batal"

"Bayi bersama lelaki itu?"

"Iya"

"Gila, apa namja itu tahu Jieun hamil?"

"Sepertinya tidak, hanya aku yang tahu kehamilan Jieun saat itu. Dia berencana akan memberitahu namja itu sebagai hadiah pernikahan setelah mengucap janji. Dia depresi hampir 6 bulan lamanya dan hal itu membuatnya keguguran"

"Jieun pasti menderita

"Jika wanita lain mungkin akan gila karena kehilangan calon suami dan calon bayinya sekaligus"

"Benar. Oia ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu"

"Apa?"

"Sebenarnya, aku mulai menyukai Jieun"

"Mwo !?" 

Luhan menggaruk kepalanya lalu tersenyum canggung pada Jonghyun yang terlihat terkejut. padahal harusnya Jonghyun memprediksi hal ini bisa terjadi saat dia menyuruh dua lawan jenis tinggal bersama. 

"Ah jinjja, kau membuatnya rumit saja"

"Kau tidak tahu sih, apa yang dilakukan adikmu padaku selama beberapa bulan ke belakang"

"Memang apa yang dia lakukan padamu?"

Luhan menggeleng cepat"Aku bisa bonyok dipukul olehmu jika aku menceritakannya"

"Ya ishh ! awas saja jika kau berani macam-macam"

"T tentu saja tidak ! kau pikir aku namja mesum apa !"

"Kau kan memang terkenal mesum !"

"Tidak kok ! -_-" Jonghyun memicing seolah meragukan sanggahan Luhan.


To Be Continue~



Yang punya wattpad follow ya, @RoZzmaDandelion 
Nanti author follback deh !



Comments

  1. Ditunggu next chapter nya ya?duh...merinding2 ulala critanya hehe

    ReplyDelete
  2. weeehh, baru baru ^^/ ceritanya unik, aku suka eonni ^^
    next! Secepatnya ya hehe
    Aku tunggu ^^ fighting ^^/

    ReplyDelete
  3. wahwah~ selalu setia nungguin next chapternya thor~ heolll ji eun nya buas banget kkkk~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus dong hehe... part 2 lg dalam proses kok, tunggu aja.

      Delete

Post a Comment